Otomotife.com – Sebagai produsen otomotif terbesar di area Indonesia, Toyota senantiasa memberikan berbagai pilihan yang digunakan cukup lengkap untuk menuju masa depan bebas emisi. Termasuk masa transisi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 dalam Tanah Air.
“Kami dalam Toyota menggalakkan multiple solutions dengan menyediakan berbagai teknologi kendaraan yang dimaksud dapat membantu mengurangi emisi mulai dari kendaraan konvensional yang dimaksud sanggup menggunakan material bakar bio, kendaraan hybrid electric vehicle, plug-in electric vehicle, battery electric vehicle, hingga Fuel-cell electric vehicle,” papar Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Dikutip dari kantor berita Antara, pernyataan ini disampaikan dalam seminar nasional bertajuk “Percepatan pengembangan ekosistem hidrogen di tempat sektor industri juga transportasi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 di area Indonesia” dalam Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, pada Rabu (8/11/2023).

Dalam sambutannya, PT TMMIN Nandi Julyanto mengatakan bahwa Indonesia miliki berbagai macam sumber daya yang dimaksud dapat menunjang kebutuhan energi di area masa depan terlebih dalam hal kebutuhan otomotif.
Situasi ini selaras ragam teknologi yang mana dimiliki Toyota, dan juga akan saling melengkapi satu serupa lain oleh sebab itu implementasinya sejalan dengan faktor-faktor pendukung seperti kesiapan infrastruktur, energy mix serta preferensi konsumen di tempat suatu wilayah.
“Dengan pendekatan ini maka diharapkan semua kalangan dapat berkontribusi terhadap penurunan emisi sejalan dengan prinsip yang kami yakini, yaitu ‘no one left behind’,” tukasnya.
Kapasitas Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia sangatlah menunjang, antara lain prospek EBT hidrogen yang mana berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang digunakan banyak tersebar di dalam Kalimantan Utara, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, sampai Papua.
Potensi EBT ini mampu memproduksi listrik kapasitas 3.000 gigawatt (GW) lalu baru dimanfaatkan sekitar 12,5 GW saat ini.
Dengan begitu, pihak pemerintah sangat percaya diri dalam menjalani industri di tempat masa depan yang mana berpatokan pada hidrogen. Saat ini, Singapura masih menaruh ketergantungannya terhadap Indonesia untuk kebutuhan hidrogen hijau.
Sedangkan Toyota sendiri, selain menciptakan berbagai mobil listrik tenaga elemen penyimpan daya juga sudah melahirkan hasil mobil tenaga alternatif dari hidrogen, yaitu Toyota Mirai.
Nandi Julyanto menambahkan bahwa memanfaatkan sumber daya alam yang dimaksud sudah disediakan untuk mereduksi emisi, menjadi suatu keniscayaan untuk mengejar target NZE demi masa depan hijau bagi seluruh generasi.
![PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) memaparkan kemungkinan hidrogen Indonesia di dalam sektor otomotif dalam sebuah seminar dalam UGM, Yogyakarta, Rabu (8/11/2023). [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/11/08/38874-tmmin-toyota-hidrogen-ugm.jpg)
“Terutama dalam sektor transportasi yang digadang-gadang menjadi salah satu fokus utama dalam dekarbonisasi,” tambah Nandi Julyanto.
“Sebagai bagian dari solusi transportasi publik Indonesia, masyarakat advokasi melalui aktivitas seminar nasional ini akan memaparkan tantangan sosial-ekonomi dan juga perubahan struktural digital dalam pengembangan energi alternatif pada sektor transportasi menuju NZE 2060 dalam Indonesia yang memfokuskan pada teknologi hidrogen,” lanjutnya.
Dalam acara ini, keynote speech mengenai visi lalu strategi Pemerintah dalam pengembangan energi hijau untuk mencapai target NZE disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian RI Airlangga Hartarto. Sedangkan tokoh-tokoh pembicara yang tersebut hadir antara lain rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M. Med. Ed., Sp. OG (K)., Ph.D, perwakilan Kementerian Energi kemudian Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriah Feby Misna, S.T., M.T., M.Sc, serta Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi dari Badan Riset serta Inovasi Nasional (BRIN).
Sumber : Suara.com