Otomotife.com – Model e-MaaS (electric Mobility as a Service) hasil kolaborasi Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) lalu perusahaan kendaraan listrik komersial juga masyarakat PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) siap membantu entitas seperti TransJakarta juga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dalam mengembangkan infrastruktur yang tersebut diperlukan untuk adopsi kendaraan listrik secara luas.
Upaya kolaboratif melalui e-MaaS siap untuk diimplementasikan dalam berbagai sektor, menyokong proyek transportasi ramah lingkungan serta perubahan kelistrikan.
Dikutip dari kantor berita Antara, kemitraan Pertamina NRE dan juga VKTR yang memperkenalkan inovasi e-MaaS ini menawarkan pembiayaan fleksibel untuk pengoperasian serta pemeliharaan bus kendaraan listrik, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap pendanaan pemerintah.
![Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) menjalin kerja serupa dalam pengembangan transportasi umum berbasis kendaraan listrik (EV) [ANTARA/HO-PT Pertamina].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/11/16/49702-pertamina-nre-01-pertamina-via-antara.jpg)
“Model e-MaaS tiada terbatas untuk kendaraan. Proyek ini mencakup infrastruktur penting seperti stasiun pengisian daya juga sumber energi terbarukan, yang menawarkan solusi holistik juga hemat biaya untuk kota-kota besar di area Indonesia,” papar Dannif Danusaputro, CEO Pertamina NRE dalam keterangan tertulis.
Ada pun kolaborasi Pertamina NRE kemudian VKTR dalam kemitraan mengembangkan transportasi umum berbasis kendaraan listrik (EV) ini diresmikan melalui Letter of Interest kepada US International Development Finance Corporation (US DFC) sebagai upaya strategis untuk mencapai target emisi Net Zero Indonesia pada 2060.
“Kami fokus kepada dekarbonisasi sektor-sektor yang tersebut menantang melalui solusi rendah karbon, pengembangan energi terbarukan, lalu membangun usaha masa depan yang mencakup perusahaan kendaraan listrik, baterai, hidrogen ramah lingkungan, dan juga karbon. Kami percaya bahwa kolaborasi ini akan mempercepat upaya kami,” jelas Dannif Danusaputro.
Dekarbonisasi transportasi untuk kota dengan kepadatan aktivitas seperti Jakarta dinilai menjadi langkah penting dalam peningkatan kualitas udara perkotaan.
Langkah ini selaras arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat elektrifikasi transportasi umum, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden No.55/2019 kemudian Instruksi Presiden No.7/2022.
Dengan populasi bus yang tersebut berjumlah lebih banyak dari 260.000 unit, Indonesia menghadirkan kesempatan besar untuk penetrasi bus kendaraan listrik.
Selain itu, skalabilitasnya juga membuka jalan untuk ekspansi ke wilayah lain, sehingga menyokong habitat transportasi ramah lingkungan yang tersebut kuat kemudian berkelanjutan.
“Kami berkomitmen untuk memfasilitasi infrastruktur kendaraan listrik yang mana komprehensif, transisi dari model CAPEX ke OPEX, juga memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia,” tutur Gilarsi W. Setijono, CEO VKTR.
Ia menyebutkan bahwa kombinasi antara elektrifikasi transportasi umum kemudian energi terbarukan secara unik menempatkan kedua pihak untuk memimpin solusi transformatif dalam Indonesia.
“Kami berharap kemitraan ini mampu menggerakkan pertumbuhan bauran energi pada energi baru terbarukan di tempat industri otomotif, terutama transportasi umum. Sehingga emisi dari kendaraan bisa jadi lebih besar berkurang,” imbuh Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero).
Disebutkannya bahwa kerja serupa ini mewujudkan salah satu inisiasi Pertamina dalam keberlanjutan yakni membangun ekosistem kendaraan listrik di area Indonesia.
Sumber : Suara.com